Namaku Amrizal asal Bukit Tinggi
dan berusia 37 tahun. Aku seorang
dosen di sebuah PTS Padang
Sumbar. Aku sudah menikah dan
punya 3 anak, istriku cantik usia 24
tahun dan alim tapi aku tidak
merasa puas dengan satu istri saja
dan aku masih ingin bersetubuh
dengan wanita lain. Apalagi kalau
wanita itu berjilbab dan bertubuh
sintal dan montok padat. Waktu aku
menyertai KKN para mahasiswa dan
mahasiswi di sebuah desa di daerah
luar kota. Di desa itu, aku tinggal
satu rumah dengan kelompokku
yang terdiri dari beberapa cowok
dan 4 orang cewek. Dari 4 orang
cewek itu salah satunya adalah
cewek semester 8 yang aku tahu
cewek ini adalah akhwat aktivis
sebuah Partai.
Namanya Rifqoh asalnya Sumedang,
berwajah manis lembut dan berkulit
bersih agak putih, kalem dan
terlihat alim dengan pakaian panjang
jubah dan jilbab panjang yang selalu
menutup rapat tubuhnya. Dia kuliah
di Padang karena ikut orang tuanya
yang kebetulan berdinas di Padang.
Aku sih nggak terlalu akrab
dengannya, disamping orangnya
menjaga jarak dengan cowok, aku
juga dah punya istri dan anak. Tapi
aku suka mendekatinya, dan ingin
agar dia mau jadi istri keduaku.
Harapanku menipis sebab Rifqoh
dengan tegas menolak keinginanku.
Aku tidak putus asa, pendekatan
kulakukan terus walau belum
kelihatan hasilnya.
Akhirnya aku bertekat untuk
memperkosa akhwat cantik
berjilbab yang bertubuh montok,
sintal dan padat ini. Nah seminggu
sebelum kita mengakhiri KKN, kamar
mandi buat cewek rusak akhirnya
kita semua gantian makai satu
kamar mandi yang biasanya dipakai
cowok. Cewek mandi lebih dulu baru
cowoknya. Dari 4 cewek itu
biasanya yang paling terakhir mandi
adalah Rifqoh. Cewek akhwat aktivis
ini biasanya hampir maghrib baru
mandi, sementara dari cowoknya
aku yang paling pertama mandi
sementara yang lain ngalah setelah
maghrib.
Entah gimana awalnya aku nggak
ingat, ketika aku lihat Rifqoh masuk
ke kamar mandi tiba-tiba timbul
niat isengku untuk ngintip cewek
akhwat aktivis ini mandi. Aku masih
ingat waktu itu Rifqoh masuk ke
kamar mandi pakai jubah panjang
biru kembang, pakai jilbab gede
warna putih, pakai kaus kaki juga
sambil bawa handuk dan gayung
berisi alat-alat mandi. Lewat lubang
kecil di kamar mandi, aku liat Rifqoh
melepas semua kain yang melekat di
badannya. Mulai dari kaus kakinya,
lalu jilbab putihnya yang lebar, lalu
jubah panjangnya terus BH dan
celana dalam krem yang dipakainya.
Waktu itu aku hanya ternganga
melihat tubuh bugil akwat aktivis
yang biasanya aku lihat dalam
keadaan tertutup rapat kecuali
wajahnya dan tangannya aja. Waktu
itu, baru pertama kalinya aku liat
cewek bugil tanpa busana selembar
benangpun secara live selain di
internet atau VCD. Aku memang
punya istri, tapi aku gak nyangka
kalau dalam keadaan telanjang bulat
Rifqoh begitu mulus tanpa cacat.
Aku nyaris nggak percaya waktu
pertama kali liat Rifqoh bugil bulat
seperti itu. Rifqoh ternyata
mempunyai kulit yang putih mulus.
Semula aku menyangka istriku lebih
putih dari Rifqoh kulitnya, tapi
setelah liat cewek akhwat aktivis
ini bugil aku baru tahu kalo kulit
Rifqoh tuh lebih putih dan mulus
dari kulit istriku mungkin kulitnya
ketutupan terus sih walaupun
istriku juga akhwat berjilbab
seperti Rifqoh. Body Rifqoh juga ok
banget, malah kayaknya body istriku
yang lebih muda kalah dengan cewek
alim berjilbab lebar ini. Rambut
Rifqoh panjang ikal hitam, wajahnya
manis, susunya tampak penuh
mungkin ukurannya 34C dengan
puting yang kecoklatan, perutnya
rata dengan pinggul yang besar,
memeknya montok dan tampak
menonjol di antara kedua pahanya
namun bulunya abis dicukur bersih
hingga kayak memek bayi, pahanya
bulet padet dengan betis yang
mbunting padi, pantatnya juga
montok dan besar.
Aku yang semula nggak nyangka
bakal liat Rifqoh bugil gini, akhirnya
horny juga. Nggak nyangka bisa liat
body sintal cewek alim aktivis
Partai kayak Rifqoh ini. Tapi yang
bikin aku sangat kaget, ketika
Rifqoh baru beberapa kali
mengguyur badannya dengan air,
tiba-tiba akhwat aktivis ini
menggosok-gosok memeknya dengan
tangannya. Tubuhnya mulai
menggelinjang dengan desahan yang
keluar dari mulutnya. Ekspresi
wajahnya nampak merasakan
kenikmatan, sementara aku liat
bibir memeknya tampak menjadi
kemerahan oleh gosokan tengannya
bahkan jarinya juga memilin-milin
kelentitnya.
Aku menjadi sangat terangsang
melihat keadaan ini sehingga aku
juga ikut mengocok penisku. Mungkin
sekitar 5 menit baru aku liat
Rifqoh seperti menjerit tertahan
dengan nafas yang terengah,
mungkin dia sudah klimaks. Setelah
tampak lemas beberapa saat cewek
aktivcis ini meneruskan mandinya.
Waktu itu aku juga ikut ngocok liat
Rifqoh masturbasi sampai muncrat
mani. Sejak saat itu, aku jadi
ketagihan mengintip Rifqoh mandi.
Sayang sisa KKN cuman seminggu
habis itu kita harus balik ke
Bandung lagi. Tapi dalam seminggu
itu, tiap sore aku ngintip Rifqoh
mandi sore dan dari 7 kali ngintip, 4
kalinya aku liat Rifqoh masturbasi di
kamar mandi.
Sampai saat itu Rifqoh nggak tahu
kalau waktu KKN, aku suka ngintip
dia waktu mandi dan masturbasi di
kamar mandi. Cewek aktivis Partai
yang berwajah lembut dan manis
itu tetep terlihat kalem, tampak
alim dengan pakaian panjang dan
jilbab lebar yang menutup tubuhnya
dan tetap jaga jarak dari cowok.
Cuman aku dah tahu rahasia cewek
alim berjilbab yang satu ini, kalau
cewek ini punya nafsu yang tinggi…
habis itu aku sering berpikir
jangan-jangan kebanyakan cewek
akhwat aktivis seperti Rifqoh.
Uhhhh bikin horny jadinya neh. Saat
dia masturbasi sewaktu mandi ke 4
kalinya keadaan sepi sebab para
mahasiwa dan mahasiswi sedang
ada urusan ke kota sejak siang
tadi. Maka sore itu aku bertekat
untuk memperkosa akhwat berjilbab
lebar alim yang masih perawan ini.
Aku seperti biasa kembali mengintip
Rifqoh mandi. Rifqoh kembali
menjalankan aksinya, ketika
tubuhnya mulai menggelinjang dengan
desahan yang keluar dari mulutnya
aku memotret Rifqoh yang sedang
telanjang bulat itu. Sesudah
orgasme Rifqoh kembali mengenakan
jubah panjangnya yang biru dan
jilbab lebarnya yang berwarna putih
tapi dia nggak pakai lagi BH dan
celana dalam. Mungkin masih
terangsang berat akhwat aktivis
yang alim ini.
Dia membuka pintu kamar mandi
dan keluar. Rifqoh kaget waktu
melihat aku sudah di depan pintu
kamar mandi itu, pada waktu aku
mengintip Rifqoh beberapa kali
sebelumnya aku sudah pergi sebelum
Rifqoh sempat melihatku. Tapi kali
ini aku nggak pergi sebab aku
bertekat ingin menyetubuhi cewek
alim berjilbab dan cantik serta
berbodi padat ini. Aku memegang
tangan Rifqoh yang alim ini. Dia coba
lepaskan pegangan tanganku tapi
aku memegang dengan kuat hingga
Rifqoh nggak bisa lepas tangannya.
“Sedang ngapain tadi di dalam?
Rifqoh terangsang ya?” tanyaku
dengan senyum dan setengah
mengancam.
Rfqoh menggeleng sambil tersenyum
di balik jilbabnya. Mata wanita alim
berjilbab lebar ini sempat
memperhatikan situasi di luar
kamar mandi sesaat dan dia tidak
melihat seorang pun di situ.
“Tapi aku punya fotonya mbak
Rifqoh…” lanjutku sambil memandang
sekujur tubuh Rfqoh yang berbalut
jubah panjang itu.
Lalu kutunjukkan foto Rifqoh dalam
keadaan bugil bulat dalam kamera
HP ku. Wanita berjilbab lebar ini
hanya menggeleng-gelengkan kepala
sambil tersenyum dengan pipi
bersemu merah yang jelas terlihat
olehku karena lampu sedang menyala
di depan kamar mandi itu.
“Nggak papa kok Pak…. nggak papa”
ujar Rifqoh dengan muka tertunduk.
Aku masih sempat memperhatikan
Rifqoh beberapa saat. Jubah warna
biru yang dipakai akhwat aktivis ini
belakangnya namun aku punya
senjata untuk menaklukkan akhwat
cantik ini, selain foto itu bisa
kupakai sebagai ancaman aku juga
pengalaman bagaimana mengentot
wanita, apalagi kalau yang mudah
horny kayak Rifqoh ini.
“Ya kalo nggak papa.. terserah saja
gimana kalau fotomu ini aku sebar
di internet sayang?” tanyaku dengan
setengah mengancam akhwat cantik
yang alim ini.
Rifqoh terlihat serba salah dengan
ancamanku. Sementara jantungku
berdegup kencang melihat pantat
montok wanita berjilbab ini terlihat
semakin membukit menggiurkan
karena jubah bagian bawahnya tadi
basah tersiram air di dalam kamar
mandi.
“Ouhh… gila pantatnya memang
merangsang..” desisku dengan mata
lekat memandang Rifqoh terutama
bagian pantatnya.
Pantat Rifqoh yang besar dan
montok memang terlihat jelas
ketika dia memakai jubah yang
masih basah seperti saat ini. Jubah
warna biru yang dipakai akhwat
alim yang cantik ini yang basah
pada bagian pantat tersebut
membuat pantat bahenol aktivis
Patrai semakin jelas terlihat lebih-
lebih tanpa celana dalam. Tak lama
kemudian penisku ini mulai
menggeliat melihat pantat montok
wanita berjilbab yang merangsang
ini. Rifqoh tidak menyadari bahwa
dirinya telah membuat diriku yang
kini sedang memegang tangannya di
dekat pintu kamar mandi
terangsang. Aku makin bernafsu dan
berulang kali menelan ludah menahan
libido birahi melihat dan memegang
tangan Rifqoh yang memiliki pantat
besar dan montok, walaupun pantat
wanita berjilbab lebar ini masih
tertutup jubah panjang. Dalam jarak
yang sangat dekat itu, mata ku
nyaris tak berkedip melihat
kemontokan pantat Rifqoh yang
terpampang di depan mata.
Meskipun pantat wanita berjilbab
lebar ini masih tertutup jubah
warna biru, namun bentuk pantat
akhwat mahasiswi cantik yang
bundar dan bahenol ini tak dapat
disembunyikan jubah tersebut
apalagi jubah tersebut dalam
keadaan basah. Belahan pantat
Rifqoh dan bentuk pantatnya yang
tanpa celana dalam itu terlihat
begitu jelas dalam balutan jubah
warna biru yang masih basah
tersebut. Aku menjilat bibirku
menahan hasrat birahi menjilat
kemontokan pantat wanita berjilbab
lebar yang alim ini. Aku kemudian
menarik bagian bawah jubah panjang
Rifqoh ke atas sehingga separuh
betisnya yang masih terbungkus
kaus kaki itu terlihat oleh diriku.
Saat aku melihat betis Rifqoh yang
indah walaupun masih terlihat
separuhnya kemudian melihat ujung
jubah yang kutarik ke atas, timbul
keinginan pada dirinya untuk
menyingkap jubah tersebut kian ke
atas.
Aku yang mulai dilanda birahi ini
melihat ke sekitar yang memang
sedang tidak ada orang lainnya dan
akhirnya aku menarik dan memaksa
Rifqoh masuk kamar di rumah
penginapan para mahasiswa KKN
yang tidak jauh dari kamar mandi
itu. Tanpa berpikir panjang, aku
segara mendorong tubuh akhwat
berjilbab yang montok dan padat itu
masuk kamar itu. Lalu dengan hati-
hati aku mengulurkan tanganku ke
ujung jubah Rifqoh. Bibirku
menyeringai ketika aku mulai
mengangkat ujung jubah yang
dipakai akhwat ini kian ke atas
dengan tanganku. Rasa penasaran
dan birahi terhadap tubuh wanita
berjilbab lebar yang selalu tertutup
rapat ini terutama pantat yang
bahenol itu, membuat aku begitu
bernafsu menyingkap jubah Rifqoh.
Mataku melotot ketika sebagian
tubuh Rifqoh yang selama ini
tersembunyi dalam pakaian yang
rapat tertutup, mulai terlihat dari
dekat bersamaan dengan
tersingkapnya jubah yang dipakai
wanita berjilbab lebar ini. Bentuk
sepasang betis wanita berjilbab
lebar asal Sumedang ini sangat
indah namun sayang betis indah ini
masih terbungkus kaus kaki yang
membungkus hingga mendekati
lututnya membuat aku tidak bisa
menikmati kemulusan betis wanita
berusia 26 tahun ini.
Aku kian bernafsu untuk
mengangkat ujung jubah itu kian ke
atas dan perlahan kemudian paha
putih mulus wanita berjilbab lebar
ini mulai terlihat yang membuat
libidoku kian menggelegak. Nafasku
mulai tersengal menahan birahinya
melihat pemandangan indah di depan
matanya yang merangsang birahinya.
Sepasang paha wanita berjilbab
lebar yang terlihat putih mulus dan
sangat menggiurkan. Paha Rifqoh
yang putih mulus itu terlihat
sangat kontras dengan warna kaus
kaki yang membungkus betisnya.
Baru kali ini aku melihat kemulusan
paha wanita yang nyaris tanpa
cacat seperti paha Rifqoh ini.
Sebuah keberuntungan yang
teramat langka bisa melihat
kemulusan paha seorang wanita
berjilbab lebar yang alim seperti
Rifqoh ini. Tanganku terus
menyingkap jubah panjang yang
dipakai akhwat alim ini kian ke atas.
Kain jubah panjang itu kian
terangkat kian tinggi hingga
beberapa saat kemudian memek
wanita berjilbab lebar yang tanpa
celana dalam mulai terlihat. Dengan
libido yang kian menggelegak, aku
mengangkat jubah panjang Rifqoh
kian ke atas dan sekejap kemudian
ujung jubah yang dikenakan akhwat
alim ini tersingkap nyaris ke
pinggang wanita ini sehingga seluruh
memek dan pantat akhwat berjilbab
lebar ini kini terpampang di depan
mata keduaku.
Mulutku menyeringai penuh nafsu
sementara mataku nyaris tak
berkedip memandang pantat Rifqoh
yang mulus dan montok dengan
keadaan tanpa celana dalam sama
sekali. Ketika pantat Rifqoh yang
montok dan besar dalam keadaan
tertutup jubah panjang, telah
membuat para lelaki terangsang dan
ingin meremasnya, apalagi saat
pantat wanita berjilbab lebar ini
terlihat tanpa tertutup oleh celana
dalam seperti yang aku lihat
sekarang. Belahan pantat yang
menggiurkan itu terlihat sangat
jelas dan merangsang birahi bahkan
karena posisi Rifqoh yang aku suruh
membungkuk sedikit menungging
menyebabkan pantat akhwat Partai
ini kian terlihat montok membukit
dan merangsang birahiku.
Bahkan ketika mataku menyusuri
belahan pantat tersebut hingga ke
arah kemaluan wanita berjilbab
lebar ini, aku jelas melihat belahan
kemaluan akhwat alim ini. Gundukan
kemaluan Rifqoh tidak terbalut
celana dalam terlihat membukit
mulus tanpa bulu membuat libidoku
ini menggelegak. Bulu-bulu kemaluan
Rifqoh ternyata tidak terlihat
sebab telah habis dicukur oleh
wanita berjilbab lebar asal
Sumedang ini. Rifqoh masih belum
menunjukkan reaksi perlawanan
atas ulahku kepada dirinya karena
dia kayaknya masih terangsang
dengan masturbasi yang tadi
dilakukannya di dalam kamar mandi.
Aku memang sudah tak mampu
menahan birahiku melihat
pemandangan menggiurkan yang
terpampang di depan mataku.
Dengan penuh birahi, tanganku
terulur menyentuh belahan kemaluan
wanita berjilbab lebar ini lantas
dengan penuh birahi bukit kemaluan
yang tanpa terbungkus celana dalam
itu kuremas-remas. Rifqoh terlonjak
kaget luar biasa, ketika wanita
berjilbab lebar ini merasakan ada
tangan yang meremas-remas bukit
kemaluannya. Secara refleks Rifqoh
menegakkan tubuhnya sambil
berusaha menepis tanganku yang
tengah meremas kemaluannya.
Dengan rasa terkejut yang luar
biasa, wanita berjilbab lebar ini
memandangku.
“Ahhhhh….” Rifqoh memekik dengan
mata membelalak ketika wanita
berjilbab lebar ini menyadari jubah
yang dipakainya telah disingkap
hingga terlihat memek dan
pantatnya dan wanita berjilbab
lebar ini melihat aku sedang
menyeringai penuh nafsu ketika
menyingkap jubahnya.
Wajah Rifqoh yang cantik tertutup
jilbab lebarnya dan sepasang
matanya yang bulat menyorot diriku
dengan penuh kemarahan yang
bercampur dengan kekagetan luar
biasa.
“Mau apa Pak?” bentak Rifqoh dengan
nada bergetar menahan kemarahan.
Mata wanita berjilbab lebar ini
berkilat-kilat penuh kemarahan dan
rasa terhina. Tubuh wanita berjilbab
lebar ini menggigil menahan
kemarahan dan rasa terhina, namun
aku yang tengah dilanda birahi
hanya terkekeh sambil terus
memeluk pinggang akhwat aktivis
ini.
“Jangan macam-macam.. Pak.. bapak
kan sudah punya istri!” Kembali
Rifqoh membentak diriku lagi namun
bentakannya kali ini mulai diliputi
rasa takut.
Wanita berjilbab lebar ini memang
tidak perlu jawaban dariku di kamar
penginapan mahasiswa tersebut.
Wanita berjilbab lebar ini beruasaha
melepaskan diri ketika aku makin
memperkuat pelukanku. Sorot mata
Rifqoh dari balik jilbabnya yang
semula menyiratkan kemarahan dan
kebencian mulai berubah menjadi
sorot mata ketakutan dan
kecemasan. Rifqoh tidak menduga
akan ada seorang dosen seperti
diriku yang berani berbuat kurang
ajar kepadanya, namun wanita
berjilbab lebar ini tidak sempat
memikirkan hal itu lebih lama
karena aku mendesaknya menuju
kasur tempat tidur kamar itu
sambil tertawa. Wanita berjilbab
lebar ini mencoba berontak
melepaskan diri namun akhirnya dia
tersudut di kasur tempat tidur.
“Jangaaaan.. jangaaaan..” pinta Rifqoh
dengan nada gemetar.
Kemarahan wanita berjilbab lebar ini
telah berganti dengan ketakutan.
Nada suara Rifqoh mulai menghiba
ketika dia melihat tidak ada cara
untuk lolos dari diriku bertubuh
kuat ini yang tengah dilanda birahi.
Mata wanita berjilbab lebar yang
jadi akhwat aktivis tampak mulai
berair sedangkan tubuhnya tampak
gemetar ketakutan. Aku yang
tengah dilanda birahi seakan tidak
mendengar suara Rifqoh yang
menghiba ketakutan ini. Aku
terkekeh-kekeh melihat Rifqoh
tersudut ketakutan di kasur kamar
itu.
Libidoku kian menggelegak sehingga
dengan cepat, aku memeluk lebih
erat wanita berjilbab lebar yang
telah merangsang birahiku ini.
“Jangaaan… tidaaaaak” jerit Rifqoh
ketika aku memeluknya.
Wanita berjilbab lebar ini meronta-
ronta dengan panik. Rifqoh
menjerit-jerit panik ketakutan
sambil meronta-ronta berusaha
lepas dari pelukanku ini, tangan
wanita berjilbab lebar ini mencakar-
cakar diriku dengan kalap. Baginya
lebih baik mati daripada
kehormatannya sebagai seorang
wanita alim berjilbab lebar dinodai
oleh laki-laki terlebih oleh diriku
yang dia tahu sudah punya istri dan
anak. Rifqoh terus menjerit-jerit
minta dilepaskan. Tubuh wanita
berjilbab lebar ini meronta-ronta
dengan kuat dalam pelukanku. Namun
apalah arti tenaga seorang wanita
seperti Rifqoh dibanding tenaga
seoarang laki-laki bertubuh kekar
seperti diriku. Walaupun tinggi
badanku hanya berbeda 2 cm lebih
tinggi dari Rifqoh, namun tubuhku
cukup kuat, maka dalam sekejap
aku mampu mengatasi perlawanan
wanita berjilbab lebar yang telah
merangsang birahiku ini. Tubuh
Rifqoh hanya mampu mengejang
ketika kemudian tanganku kembali
meremas-remas pantatnya yang
montok dan ketika tangan itu mulai
menyingkap jubahnya ke atas hingga
terlihat pantatnya yang tanpa
terbalut celana dalam, wanita
berjilbab ini hanya mampu menangis
sambil memohon untuk dilepaskan.
“Ahhhh. Jangaaaan!” Rifqoh terpekik
ketika kemudian dengan kasar
tanganku kembali meremas-remas
memek akhwat alim ini.
Tubuh wanita berjilbab lebar ini
menggigil menahan rasa malu yang
belum pernah dirasakan sebelumnya.
Namun aku memang telah dikuasai
nafsu birahi. Melihat pantat mulus
Rifqoh yang telanjang, mataku
melotot dengan mulut yang
menyeringai liar penuh nafsu
melihat pantat wanita berjilbab ini.
Aku adalah seorang laki-laki yang
mempunyai pengalaman dengan
wanita sebab aku sudah punya istri,
namun baru kali ini aku melihat
pantat wanita yang demikian putih
mulus dan montok menggiurkan. Aku
menyeringai sambil mengelus-elus
pantat telanjang Rifqoh yang putih
mulus di depanku.
Nafsu birahiku semakin menggelegak
sehingga dengan bernafsu aku kini
meremas-remas pula tetek Rifqoh
yang masih kencang karena belum
pernah dijamah tangan laki-laki itu.
Berulangkali Rifqoh menghiba minta
dilepaskan namun aku yang telah
dipenuhi dengan nafsu birahi ini
seakan tidak mendengarnya. Aku
memang terangsang hebat, penisku
tegang mengeras dan nafasku
mendengus liar di sela-sela belahan
paha wanita berjilbab lebar ini.
Ketika kepalaku sudah berada di
antara dua paha Rifoqh, aku
merenggangkan kedua paha wanita
berjilbab lebar ini. Rifqoh masih
berusaha melawan ketika pahanya
hendak kurenggangkan dengan tetap
berusaha untuk mengatup, namun
akhirnya wanita berjilbab lebar ini
menyerah oleh keinginanku.
“Jangaaan… ahhhhhh” pekik Rifqoh
dengan tubuh menggelinjang ketika
wanita alim berjilbab lebar ini
merasakan jilatan lidahku mulai
menyusuri belahan kemaluannya yang
masih rapat itu dengan bulu-bulu
kemaluannya yang telah dicukur
habis.
“Hmm.. Jembutnya dicukur ya… wanita
berjilbab memang jembutnya dicukur
habis aku suka memekmu sayang….
wangi sih..” ujarku menghentikan
jilatanku sebentar.
Bukit kemaluan Rifqoh yang montok.
Gundukan kemaluannya putih mulus
kemerahan. Rifqoh yang masih
tertutup jilbab lebar memerah
mendengar komentarku mengenai
memeknya, namun akhwat aktivis
Partai hanya terdiam. Rifqoh sudah
merasa putus asa sehingga ketika
aku membalikkan badannya, wanita
berjilbab lebar ini hanya bisa pasrah.
Akhwat alim ini memang tidak lagi
melihat jalan keluar dari
cengkramanku, hanya sebuah
keajaiban yang bisa menyelamatkan
dari birahiku ini. Rifqoh mengigit
bibirnya kuat-kuat ketika aku
jongkok di depannya lantas
membenamkan wajahku ke arah
selangkangannya. Yang aku adalah
kemaluan Rifqoh. Gundukan kemaluan
wanita berjilbab lebar ini terlihat
membukit di tengah selangkangannya
yang tanpa bulu dan memeknya
berwarna putih kemerahan. Aku
menempelkan wajahku di tengah
selangkangan Rifqoh lantas dengan
bernafsu dia menciumi bagian tubuh
wanita alim yang paling pribadi ini.
Rifqoh hanya mampu menggelinjang
ketika kemaluannya kuciumi dan
lantas dijilati oleh lidahku, sehingga
tidak berapa lama kemudian
kemaluan wanita berjilbab lebar
yang tanpa bulu kemaluan itu
terlihat basah oleh jilatanku.
Tubuh Rifqoh semakin menggelinjang
jalang dan mulut di balik jilbab itu
mendesis ketika kemudian aku
melumat bibir memeknya yang
merekah kemerahan dengan liar
penuh birahi. lantas mengunyah-
ngunyah bukit kemaluan yang
montok itu.
“Ahhhh.. jangaaaan… ahhhh” rintih
Rifqoh dari balik jilbab lebarnya yang
membuat aku semakin bernafsu.
Semula Rifqoh berusaha sekuat
tenaga agar dia tidak terangsang
oleh permainan lidahku, tapi akhwat
aktivis Partai ini memang mudah
terangsang dan tak mampu
membendung birahinya oleh
rangsanganku. Akhirnya tubuh
wanita berjilbab lebar ini
menggelinjang hebat ketika aku
menguak bibir kemaluannya lalu
dengan cara yang luar biasa aku
menghisap kelentit akhwat cantik
ini dengan kuat.
“Ahhhhhhhhhhhhhh..” rintih Rifqoh yang
masih memakai jilbab lebar ini.
Ketika aku kembali mengulang-ulang
hisapan yang luar biasa terhadap
kelentit Rifqoh, wanita berjilbab
lebar ini hanya bisa merintih-rintih
dan mendesah penuh birahi dengan
desahan yang merangsang libido.
Tubuh wanita berjilbab lebar ini
menggelinjang-gelinjang liar dan tak
lama kemudian kemaluan akhwat
aktivis ini menjadi basah kuyup oleh
cairan yang keluar seiring
kenikmatan yang dirasakannya.
Selama hidupnya baru kali ini Rifqoh
diperlakukan seperti ini dan baru
pertama kali ini wanita berjilbab
lebar ini mendapat kenikmatan yang
luar biasa seperti sekarang ini.
Tubuh Rifqoh terduduk di kasur
kamar itu. Kedua tangannya yang
semula bertumpu pada kasur
menahan tubuhnya yang mulai
menggelinjang, namun karena
dorongan birahi yang dirasakannya
salah satu tangan wanita berjilbab
lebar ini kemudian memegang
kepalaku dan menekan kepalaku
kuat-kuat ke arah selangkangannya.
Sebuah pemandangan yang teramat
langka ketika seorang wanita cantik
berjubah panjang dan berjilbab lebar
dengan jubah panjang yang
tersingkap sementara seorang laki-
laki membenamkan wajahnya di
tengah-tengah selangkangan wanita
berjilbab yang mendesah dan
merintih penuh kenikmatan dari
balik jilbabnya tersebut. Entah
karena imannya yang tengah lemah
atau memang karena libidonya yang
tinggi, Rifqoh justru mulai terlena
oleh rangsangan-rangsangan yang
aku lakukan ini.Di saat wajahku
terbenam di antara dua paha mulus
Rifqoh, tanganku menggerayangi
bagian dada wanita berjilbab yang
montok membukit dan masih
kenceng ini. Tanganku menyusup di
balik jilbab lebar yang dipakai Rifqoh
hingga tanganku merasakan
gundukan montok dan kenyal di dada
wanita berjilbab lebar ini. Tanpa
diduga, Rifqoh yang telah kehilangan
kendali atas dirinya akibat
kenikmatan yang dirasakannya
justru menyampirkan jilbab lebarnya
ke punggungnya seakan
mempersilahkan tanganku untuk
menggerayangi dadanya bahkan
wanita berjilbab lebar yang masih
perawan ini sendiri yang membuka 3
kancing jubahnya bagian atas satu
persatu, kemudian mengeluarkan
sepasang buah dadanya sendiri dari
balik jubah yang dipakainya.
Sejenak aku mendongak ke atas
melihat reaksi Rifqoh yang tidak
kuduga itu. Mataku melotot penuh
nafsu melihat sepasang buah dada
Rifqoh yang montok putih mulus
dengan puting susu kemerahan itu
telanjang tanpa penutup lagi.
Mulutku terkekeh melihat buah dada
Rifqoh lalu dengan bernafsu
tanganku mengelus-elus lantas
meremas-remas sepasang payudara
wanita berjilbab yang telanjang itu.
Sepasang payudara montok
berukuran 34 C yang putih mulus di
dada Rifqoh terasa kenyal di
tanganku yang meremas-remasnya.
Dan puting susu kemerahan yang
telah mengeras itu pun aku pelintir
dan tarik-tarik membuat tubuh
wanita berjilbab lebar ini
menggelinjang jalang.
Akhwat alim ini hanya merintih-
rintih dan memekik-mekik lirih dari
balik jilbabnya dengan tubuh yang
menggelinjang-gelinjang menahan
birahinya. Rifqoh menggelinjang
jalang ketika berulangkali kelentit
wanita berjilbab alim ini aku jilat
dan hisap dengan kuat lantas puting
susunya yang kemerahan kupelintir
dengan pelintiran yang luar biasa.
Mata wanita jilbaber yang bulat ini
terlihat sayu menahan birahi yang
melandanya, nafasnya terdengar
memburu di balik jilbab lebar
putihnya, kemaluannya yang tengah
kujilati juga telah basah oleh cairan
kenikmatan yang berulangkali
terpancar.
Melihat Rifqoh sudah dilanda birahi,
aku segera berdiri di depan wanita
berjilbab lebar ini. Aku memandang
Rifqoh dengan penuh nafsu ketika
melihat wanita berjilbab tersingkap
jubahnya hingga terlihat
kemaluannya yang mulus lalu
sepasang payudara montok dan
kencang akhwat alim ini tampak
mencuat dengan puting susu
kemerahan yang tegak mengeras.
Payudara putih mulus itu tampak
kontras dengan jubah biru yang
dipakai aktivis Partai ini. Aku tidak
menyangka akan menikmati Rifqoh
dalam kedaan seperti ini, padahal
sebelumnya aku tidak pernah
menyentuh wanita berjilbab lebar ini
kecuali hanya dapat mengintip
ketika dia mandi tadi bahkan
membayangkannyapun tidak.
Di depan Rifqoh yang tengah birahi,
aku melepas celana yang sedang
kupakai ini disusul dengan melepas
celana dalamku, sehingga mencuatlah
kontolku yang membuat mata
wanita berjilbab lebar ini terbelalak.
“Ihhh..” desah spontan Rifqoh dari
balik jilbabnya.
Wanita berjilbab lebar ini
memalingkan wajahnya dengan wajah
memerah oleh rasa malu melihat
penisku karena baru kali ini Rifqoh
melihat penis lelaki. Aku terkekeh
melihat sikap Rifqoh.
“Kenapa melengos mbak?.. Ayo lihat
aja” kataku sambil memalingkan
paksa wajah wanita berjilbab lebar
ini agar kembali melihat penisku.
Rifqoh yang tengah dilanda birahi itu
tak mampu menolak ketika aku
memaksanya untuk melihat penisku.
Mata wanita berjilbab lebar yang
bulat ini kian membelalak lebar
ketika akhirnya dia kembali melihat
batang penisku. Rifqoh menggigit
bibirnya kuat-kuat menahan gejolak
birahi dengan mata lekat
memandang penisku yang hitam
karena aku sudah pernah ngentot
dengan perempuan, besar dan
panjang dan di mata wanita
bercadar ini penisku berukuran luar
biasa. Batang penisku berukuran
besar dan panjang dengan urat-
urat kejantanan yang menonjol
berkilat-kilat. Penis hitam tersebut
dihiasi bulu-bulu kemaluan yang
tumbuh dengan lebat namun terlihat
rapi terawat membuat Rifqoh
betah memandangnya.
Aku terkekeh melihat mata wanita
berjilbab lebar ini memandang
penisku yang tegang dengan
pandangan nyaris tak berkedip. Aku
jadi sangat terangsang melihat
mata Rifqoh itu yang tampak
sangat menikmati penisku bahkan
ketika aku meraih tangan Rifqoh
dan menuntunnya untuk
menggenggam batang penisku,
wanita alim ini tak melawan. Batang
penisku yang hitam terlihat sangat
kontras ketika berada dalam
genggaman jari-jemari Rifqoh yang
putih dan halus.
“Elus-elus aja mbak.. Rifqoh.”desisku
bergetar oleh nafsu birahi.
Entah dorongan dari mana, seketika
itu pula jari jemari Rifqoh yang
putih dan halus tersebut mengusap-
usap lantas mengelus-elus batang
penis yang telah membuat wanita
berjilbab lebar ini takjub dan
terangsang melihatnya. Aku merem
melek, ketika jari-jemari Rifqoh
yang lembut dan halus mengelus-
elus batang kejantananku.
“Kalo di Sumedang namanya apa?’
tanyaku nakal.
Rifqoh yang tengah mengelus-elus
penisku memandang ku sejenak.
“Kontol!” jawab wanita berjilbab lebar
ini sambil kembali menatap penisku
yang tengah dinikmati oleh
tangannya
Aku terkekeh mendengar jawaban
Rifqoh. Ternyata seorang wanita
berjilbab ledar yang alim seperti
Rifqoh bisa mengucapkan kata
kontol juga.
Beberapa saat kemudian aku sudah
tak mampu menahan birahi lagi. Aku
segera mendudukkan Rifqoh di tepi
ranjang lantas aku membuka kedua
paha Rifqoh lebar-lebar sehingga
kemaluan wanita berjilbab lebar ini
terlihat merekah di depanku.
Birahiku menggelegak melihat
kemaluan Rifqoh terpampang di
depanku dengan paha yang terbuka
lebar. Kemaluan wanita berjilbab
lebar yang tanpa bulu kemaluan itu
terlihat basah. Bibir kemaluan
wanita berusia 25 tahun itu
terlihat sangat memerah dan
merekah serta merangsang birahi.
Aku menyeringai ketika tangan
Rifqoh yang masih menggenggam
penisku menarik batang kejantanan
ini ke arah kemaluan wanita
berjilbab lebar ini.
“Kenapa Qoh…udah nggak sabar yah?”
tanyaku sambil terkekeh namun
Rifqoh tidak menjawabnya.
“Mmmmhhhh..” desah Rifqoh ketika
penis besar itu mulai menyentuh
bibir kemaluannya yang merah
merekah.
Penis besar yang ada dalam
genggamannya didorongnya kian ke
dalam dan secara refleks kedua
paha wanita berjilbab lebar ini
membuka lebar. Tubuh wanita
cantik jilbaber ini tersentak ketika
kemudian aku yang mendorong penis
besarku memasuki dan menyusuri
liang vaginanya yang masih perawan
itu semakin dalam. Rifqoh
menggelinjang ketika wanita
berjilbab lebar ini merasakan hangat
dan besarnya penisku masuk dalam
liang memeknya yang masih rapet
itu hingga amblas di dalamnya.
Akhirnya berhasil juga aku
memerawani dan menjebol memek
akhwat cantik yang masih rapet ini.
“Ahh… ahh.. ssshhh.. sakit.. pak… pelan-
pelan dulu ya.” desah Rifqoh ketika
kemudian aku mulai menggerakkan
penis maju mundur.
Secara refleks wanita aktivis
Partai ini menggoyangkan pinggulnya
mengimbangi gerakan kontolku ini
yang semakin lama semakin cepat.
Mata Rifqoh merem melek ketika
penis besarku mengaduk-aduk liang
vaginanya. Mulut wanita berjilbab
lebar ini meracau sambil merintih
merasakan kenikmatan yang belum
pernah didapatkan seumur hidupnya
dari siapa pun.
“Ahh.. ahh.. sshhh..” desah wanita
berjilbab ini menggairahkan di
tengah suara beradunya tubuh kami
berdua.
Rifqoh tidak sadar ketika kemudian
kedua kaki akhwat jilbaber yang
masih terbungkus kaus kaki ini
menjepit tubuhku. Tubuh wanita
berjilbab ini terguncang-guncang
oleh gerakan ritmis dariku yang
begitu bernafsu menyetubuhinya.
Nafasku mendengus-dengus oleh
libido yang menggelegak liar
ditingkahi nafas Rifqoh yang
memburu di balik jilbab dan jubah
panjang yang dipakai wanita ini.
Berulangkali wanita berjilbab ini
merintih dan mengerang merasakan
nikmat dengan tubuh menggelinjang
hebat. Mata Rifqoh merem melek
menikmati penisku yang mengaduk-
aduk memeknya dan membuat tubuh
wanita berjilbab ini terguncang-
guncang.
Ketika tubuh Rifqoh terguncang-
guncang, sepasang payudara montok
dan masih kencang yang putih mulus
di dada wanita berjilbab lebar ini
ikut terayun-ayun. Mataku melotot
melihat payudara Rifqoh yang
telanjang terayun-ayun di depannya,
mulutku tak sabar mau segera
melumat dan mengunyah-ngunyah
sepasang payudara di dada wanita
berjilbab ini secara bergantian.
Sekejap kemudian payudara Rifqoh
yang putih mulus itu dipenuhi bilur-
bilur kemerahan bekas gigitanku.
Rifqoh hanya mampu merintih di
balik jilbabnya ketika buah dadanya
yang montok aku lumat dan
kunyah-kunyah secara bergantian.
Tubuhnya menggelinjang dengan
jalang saat kedua puting susunya
kuhisap dengan kuatnya dan penuh
nafsu.
Aku yang telah puas menikmati buah
dada montok dan kenyal Rifqoh
ketika melihat wajah akhwat alim
ini masih memakai cadar, mendadak
timbul rasa penasaran untuk
mencopot jilbab lebar akhwat asal
Sumedang ini. Aku memang pernah
melihat wajah Rifqoh tanpa jilbab
ketika mengintip dia mandi yang
memang terlihat cantik, namun aku
masih penasaran terhadap wajah
Rifqoh yang sepenuhnya. Akhirnya
aku segera mencopot jilbab dipakai
Rifqoh ini hingga terlihat wajah
akhwat cantik ini terpampang di
depanku.
Gerakan ritmisku menyetubuhi
Rifqoh mendadak terhenti ketika
wajah wanita berjilbab lebar ini
telah terpampang di depanku dengan
tanpa jilbab lebarnya. Dadaku
berdesir ketika matanya menatap
wajah Rifqoh yang tidak lagi
tertutup jilbab. Wajah wanita
berkulit putih ini terlihat sangat
cantik bahkan lebih cantik
dibandingkan ketika aku intip dia
ketika sedang mandi.
“Cantiknya….” desisku yang membuat
wajah Rifqoh merona merah.
Wajah cantik Rifqoh yang tengah
terangsang semakin membuatku
makin bernafsu apalagi ketika aku
melihat bibir kemerahan yang
sensual Rifqoh tampak terbuka
menggairahkan.
Melihat mulut Rifqoh dengan bibir
sensual yang terbuka, aku segera
melumat bibir akhwat cantik ini
dengan buas. Aku terkejut ketika
ternyata lumatanku ini segera
dibalas oleh akhwat alim ini bahkan
kedua tangan wanita ini melingkar
ke punggungku. Aku pun makin liar,
sementara penis besarku kembali
mengaduk-aduk kemaluan Rifqoh dan
kembali akhwat aktivis ini
terguncang-guncang di ranjang.
Rambut Rifqoh yang selama ini
tersembunyi dalam jilbab lebarnya
ternyata sangat indah. Rambut
wanita asal Sumedang ini tampak
hitam legam dan panjang ikal hingga
punggung. Setelah itu tanganku
segera melepas jubah biru kembang
yang dipakai Rifqoh dan disusul
dengan kaus kaki yang membungkus
kedua betis wanita alim ini hingga
akhirnya tubuh Rifqoh telanjang
bulat tanpa sehelai benangpun
menutupinya.
Sulit dipercaya memang, tubuh
wanita berjilbab lebar yang semula
tertutup rapat dari ujung rambut
sampai ujung kaki kini telanjang
bulat tanpa sehelai benangpun
menempel di tubuhnya yang montok
dan sintal.
Aku semakin bernafsu menyetubuhi
Rifqoh setelah wanita berjilbab ini
telanjang bulat dan aku kian erat
memeluk wanita yang bukan istriku
ini. Tubuh akhwat alim yang montok
dan sintal serta berkulit putih
mulus tanpa cacat dan berbau
harum adalah ciri tubuh wanita
yang selama ini aku idamkan. Aku
telah menikah namun baru pertama
kali bersetubuh dengan wanita
seperti Rifqoh. Kulit Rifqoh yang
putih mulus tampak terlihat
kemerah-merahan di sana-sini bekas
cumbuan dan gigitanku. Leher
akhwat aktivia yang alim ini terlihat
beberapa cupang yang memerah
lantas dadanya yang montok
membukit juga penuh bekas
cumbuan dan gigitanku yang tengah
dilanda birahi ini.
Rifqoh juga merasakan kenikmatan
persetubuhan yang terlarang ini.
Pantat akhwat alim ini terus
bergoyang mengikuti gerakan
penisku yang mengaduk-aduk liang
kemaluannya. Berulang kali tubuh
wanita ini menggelinjang liar dengan
mulut yang mendesah dan menjerit
ketika berulang kali dia merasakan
kenikmatan persetubuhan yang
terlarang ini. Rifqoh sudah tidak
memperdulikan dirinya sebagai
wanita berjilbab lebar, nalurinya
sebagai wanita normal yang punya
birahi membuatnya ikut menikmati
persetubuhan yang terlarang ini.
Wanita asal Sumedang ini mengakui
keperkasaanku dalam
menyetubuhinya dan persetubuhan
itu semakian lama semakin liar yang
membuat Rifqoh nyaris tidak
merasakan ketika kemudian
persetubuhan itu berpindah di atas
kasur kamar penginapan ini.
Kamar yang tergolong sempit itu
menjadi saksi pergumulan kami, dua
orang manusia lain jenis yang saling
berpacu dalam birahi itu di ranjang
kamar ini. Dengusan nafas penuh
birahi ditingkahi desahan dan
rintihan serta ditingkahi bunyi khas
beradunya dua tubuh yang tengah
bersetubuh ini memenuhi kamar
penginapan kami. Tubuh Rifqoh yang
putih mulus tampak sangat kontras
dengan tubuhku yang sawo matang
kecoklatan kekar ketika kami
berdua bergulat dan bergumul.
Beberapa kali terdengar erangan
dan jeritan Rifqoh penuh kenikmatan
sambil memelukku namun
persetubuhan yang liar itu tak
kunjung selesai.
Sekitar setengah jam kemudian
tubuh Rifqoh yang semula
menggelinjang-gelinjang dengan jalang
perlahan mulai melemah. Akhirnya
tubuh akhwat alim ini terkulai
lemas, matanya terpejam dengan
tubuh terlentang di bawah
tindihanku. Nafas Rifqoh masih
memburu dengan liar namun dia
tidak lagi mengimbangi gerakanku
seperti semula walaupun tubuhnya
masih teguncang-guncang oleh
gerakanku yang masih mengaduk-
aduk kemaluannya.
Agaknya akhwat alim ini telah
kehabisan tenaga dan tak mampu
mengimbangi keperkasaan diriku.
Wanita ini hanya membuka pahanya
lebar-lebar namun dia hanya
terlentang lemas dan tak mampu
lagi menggerakan pinggulnya seperti
semula. Rifqoh hanya pasrah sambil
menikmati penis besarku yang
tengah mengaduk-aduk liang
vaginanya ditingkahi dengusan
nafasku yang kasar.
Sekitar sepuluh menit kemudian,
Rifqoh merasakan tubuhku
mengejang hebat dan kemudian aku
menggeram liar bagaikan geraman
seekor singa dan bersamaan dengan
itu Rifqoh merasakan penis besarku
melesak ke dalam memeknya hingga
ke dasar menyentuh rahimnya.
“Aghhhhhhhhhhhh..” geramku sambil
memeluk Rifqoh kuat-kuat.
Rifqoh tersentak ketika dia
merasakan cairan hangat memancar
deras secara bergelombang dari
penisku ke dalam kemaluannya
disertai eranganku yang penuh
kenikmatan yang mirip erangan
seekor singa jantan. Cairan
kenikmatanku itu terasa begitu
banyak memenuhi rahim dan liang
kemaluannya sehingga Rifqoh
merasakan cairan dari penisku yang
hangat itu meleleh bercampur darah
perawan akhwat alim ini, keluar
menyusul cairan kenikmatannya yang
telah keluar berulang kali
sebelumnya.
Sejenak kemudian kamar itu terasa
sunyi, hanya terdengar suara
desahan nafasku ditingkahi desah
nafas Rifqoh yang masih terlentang
pasrah di bawah tindihanku ini.
Perlahan kemudian aku mencabut
penisku dari liang kemaluan akhwat
alim yang telah daku setubuh ini.
Kepuasan tampak terlihat Rifqoh
dan aku juga merasa puas sekali..
Aku yang masih belum memakai
celana ini berdiri sambil memandangi
tubuh telanjang Rifqoh yang masih
tergeletak di kasur kamar itu.
Selama ini aku tidak pernah
membayangkan bisa melihat tubuh
telanjang seorang wanita berjilbab
lebar yang alim, namun malam ini
tubuh wanita berjilbab lebar yang
menjadi mahasiswiku ini telanjang
bulat di depanku setelah aku puas
menyetubuhinya. Melihat tubuh
Rifqoh yang telanjang bulat, timbul
keinginan diriku ini untuk
menyetubuhinya kembali.
“Mbak Rifqoh, saya sebenernya masih
pengen lagi tapi saya takut yang
lain keburu datang…. besok aja kita
ulangi lagi.. mbak montok dan sintal..”
ujarku akhirnya.
Sebelum aku meninggalkan kamar
itu, aku sempat memagut bibir
Rifqoh dan melumatnya. Rifqoh yang
masih lemas ini ikut membalas
pagutanku ini, sehingga beberapa
lama kedua bibir kami menyatu.
Bukan hanya bibir Rifqoh saja yang
aku lumat, namun bibir kemaluan
akhwat alim yang merekah
kemerahan juga kemudian aku lumat
dengan bibirku. Tubuh Rifqoh hanya
menggelinjang jalang ketika aku
melumat bibir kemaluannya dengan
buas.
“Mbak segera mandi dan pakai
kembali pakaianmu.. teman-teman
kita akan segera datang” kataku
sambil memakai celanaku kembali.
Setelah itu aku bergegas keluar
dari kamar itu dan menutup
pintunya, meninggalkan Rifqoh yang
masih terlentang lemas di kasur
kamar itu.
Aku tidak langsung pergi tapi ingin
mengintip bagaimana reaksi Rifqoh
sepeninggalku. Rifqoh bangkit berdiri
dan perlahan-lahan kesadarannya
sebagai seorang wanita berjilbab
lebar mulai timbul. Tubuh Rifqoh
bergetar hebat ketika wanita ini
mulai menyadari perbuatan yang
baru saja terjadi dan sedetik
kemudian tangis akhwat alimini
pecah sambil menutup muka dengan
kedua telapak tangannya. Tubuh
wanita ini terguncang-guncang saat
dia terisak-isak menyesali
perbuatannya. Rasa malu dan rasa
bersalah yang sangat hebat melanda
dirinya ketika wanita ini teringat
dia ikut menikmati persetubuhan
terkutuk itu oleh dorongan
nafsunya.
Wanita berjilbab lebar yang merasa
kehormatannya telah tercemar dan
merasa telah berkhianat terhadap
komitmennya ini meratap penuh
penyesalan bahkan rasanya dia ingin
bunuh diri daripada hidup dengan
kehormatan yang telah tercemar
seperti saat ini. Di tengah ratapan
penyesalannya, aku kembali masuk
kamar dan menghiburnya aku tidak
sampai hati mempermainkan akhwat
alim ini.
”Sekarang mau kan nikah sama aku
dan jadi istri keduaku?” tanyaku.
Rifqoh tetap bertekad untuk
menolakku sampai kapan pun untuk
menikah dengan diriku. Akhirnya aku
bertekat untuk menyetubuhi
akhwat alim ini berkali-kali hingga
dia hamil.Ya, aku bertekat untuk
menghamili Rifqoh.
Esok harinya rombongan KKN kembali
lagi ke Padang. Namun tekadku
untuk menghamili Rifqoh bukan hal
yang mudah untuk diwujudkan
karena setelah kejadian malam di
tempat KKN itu, Rifqoh selalu
menghindar dariku. Tapi kesempatan
itu aku dapatkan lagi ketika kedua
orang tua Rifqoh pergi keluar kota
untuk suatu urusan selama satu
minggu. Ketika tahu hal itu, malam
harinya aku ke rumah Rifqoh dan
menyelinap ke dalam kamarnya dan
berniat mengulangi perbuatanku
kepada wanita berjilbab lebar ini.
Aku memang semula merasa kaget
ketika Rifqoh berusaha melawan
dengan sengit, namun apalah arti
tenaga seorang wanita seperti
Rifqoh bagi diriku yang bertubuh
kekar dan tengah dilanda birahi,
selain itu Rifqoh sendiri sangat
tinggi birahinya. Dengan mudah aku
melumpuhkan perlawanan wanita
berjilbab lebar ini lalu dengan leluasa
aku menyetubuhinya dan
melampiaskan nafsuku terhadap
wanita berjilbab ini. Sudah tiga kali
aku menyelinap ke dalam kamar
Rifqoh dan tiga kali pula aku mampu
menyetubuhi wanita berjilbab lebar
ini. Suasana rumah yang sepi
tersebut ternyata menjadi neraka
bagi wanita berjilbab tersebut.
Ada yang berubah pada diri Rifqoh
setelah tiga minggu aku setubuhi.
Menurut teman-temannya, Rifqoh
sekarang berubah menjadi sangat
pendiam dan wanita berjilbab ini
sering melamun. Aku kemudian
kembali menawarinya agar dia mau
menikah denganku dan jadi istri
keduaku. Jiwa Rifqoh terlihat labil,
namun yang sesungguhnya terjadi
wanita berjilbab lebar kalut karena
setelah aku setubuhi, tiba-tiba
Rifqoh sering muntah-muntah.
Saat itulah Rifqoh nampak cemas
dan diam-diam wanita berjilbab ini
minta dibelikan alat tes kehamilan
kepadaku. Ketika alat tes kehamilan
itu dipakainya, tubuh wanita
berjilbab lebar ini gemetar karena
dia melihat alat tes kehamilan itu
menunjukkan bahwa dirinya kini
positif hamil dan dia mengetahui
bahwa yang membuatnya hamil
adalah diriku, laki-laki yang dia benci.
Aku kemudian datang melamar
Rifqoh kepada orang tuanya.
Mulanya orang tuanya tidak setuju
Rifqoh harus menikah denganku
sebab aku sudah punya istri dan
tiga anak. Orang tua Rifqoh memang
anti poligami. Dengan sangat
menghiba Rifqoh meminta
keluarganya untuk mengizinkannya
menikah dengan diriku Rifqoh tidak
mau menyebutkan alasannya secara
terperinci.
Akhirnya, orang tuanya mengizinkan
aku menikah dengan wanita berjilbab
lebar asal Sumedang ini.
Betapa senang hatiku karena aku
akhirnya berhasil mempunyai istri
cantik dan alim juga punya tubuh
yang montok, sintal dan padat
sepeti Rifqoh. Apalagi aku punya
anak dari wanita alim berjilbab
lebar ini, selain anak-aanak dari
istri pertamaku. Lain kali aku akan
cari lagi wanita alim berjilbab untuk
jadi istri ketigaku.